Categories
Berita

Kunjungi Kampung Batik Laweyan, Kampung Bersejarah nan Inspiratif

Mengambil Pelajaran dari Kejayaan Masa Lalu

Pada hari Senin, 01 April 2024, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Dr. Abdul Kharis mengunjungi Kampung Batik Laweyan dan bertemu langsung dengan Koordinator Kampung Batik Laweyan, Bapak Alpha Febela Priyatmono. Kampung Batik Laweyan sendiri memiliki sejarah yang cukup Panjang, dimulai dari era kerajaan Pajang (14 Masehi) sampai dengan era pergerakan kemerdekaan dengan tokoh sentral pendiri Syarekat Dagang Islam pada tahun 1911, yaitu Kyai Haji Samanhudi. Sejarah Panjang ini memiliki banyak sisi yang inspiratif serta heroik, penuh dengan filosofi hidup yang tinggi serta menarik minat para sejarawan dan peneliti dari berbagai penjuru negeri.

Kampung Laweyan juga dikenal sebagai Kampung Santri, yang mana syiar dakwah islam pertama kali di kampung Laweyan dipelopori oleh Kyai Ageng Henis murid dari Sunan Kalijaga. Hingga saat ini pola hidup agamis masih terlihat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Kampung Laweyan. Bukti lain keberadaan Kampung Laweyan sebagai Kampung Santri selain masjid Laweyan adalah Al Qur’an Batik yang ditulis secara manual selama 4,5 tahun juga piagam Dasa Sila Pribadi Muslim yang sampai dengan saat ini masih tersimpan rapi diruang Museum Batik.

Bapak Dr. Abdul Kharis ditemani Bapak Alpha menyusuri sudut-sudut Kampung Batik Laweyan yang penuh dengan bangunan kuno  sebagai saksi bisu sejarah peradaban yang masih kokoh berdiri hingga kini. Sisa-sisa kejayaan masa lalu masih nampak jelas terlihat dari bangunan kuno nan artistik dengan nuansa arsitektur Jawa dan Eropa, sehingga aura kekuatan ideologi dan ekonomi serta pergerakan nasional Indonesia bermula dari kampung ini tidaklah mengherankan.

Batik Laweyan mulai berkembang semasa pemerintahan Sultan Hadiwijaya (Jaka Tingkir) di Keraton Pajang. Pada masa itu, para pengrajin batik Laweyan mulai membangun industri batik tulis dengan pewarna alami sehingga Laweyan terkenal dan terus berkembang menjadi kawasan penghasil batik tertua di Indonesia. Masa kejayaan batik Laweyan pada tahun 1900-an dengan ditemukannya Teknik batik cap yang menghasilkan batik relatif lebih mudah, cepat dan harganyapun ekonomis. Pada era ini muncul saudagar batik yang kaya raya serta berhasil memasarkan batik hingga ke mancanegara, yaitu Tjokrosoemarto.

Nampaknya, spirit kejayaan masa lalu itulah yang hendak diserap oleh Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Bapak Dr. Abdul Kharis dan diupayakan untuk dapat kembali bangkit di era saat ini. Dan hal ini sangatlah mungkin, karena masih banyak generasi muda yang peduli dan mau belajar membatik, termasuk Bapak Dr. Abdul Kharis juga menyempatkan diri merasakan sensasi membatik dengan menorehkan canting ke kain yang telah dipersiapkan. Setiap zaman ada pelakunya, dan marilah menjadi pelaku-pelaku sejarah peradaban yang mendorong pada masa kejayaan bangsa dan negara.

#Slameto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *